Place for me to write about Japanese rock music and my random (and sometimes weird) experiences.

Please leave comment and enjoy! ^__^


25/01/12

[Fanfiction] FUCKLENTINE

Title: FUCKLENTINE
Chapter: 1 (2)
Author: neu116
Fandom: Alice Nine
Pairing: Tora x Rica
Genre: romance, straight
Rating: 17+
A/N: Fic pertama yang gw posting... yeaay~! Gw belom jago bikin yaoi2-an, jadi mending straight dulu ya. Sebenarnya gw udah bikin fic ini pas SMA dan pas valentine, tapi mau gw posting sekarang aja deh. Rica itu adalah toko utama di sini (bukan maksud gw untuk bernarsis ria sih), tapi bisa diimajinasikan sesuai keinginan masing-masing. Mohon kritik dan sarannya yap~ maap kalo bahasanya ancur, ceritanya nagwur, ngga logis, dsb. ^ ^v


Rica terkejut melihat sebuah sepeda motor hitam terparkir di depan kampusnya. Dia pernah melihat sepeda motor itu, apalagi dengan stiker bertuliskan "macan" dalam huruf kanji Jepang tertempel di bagian belakangnya. Tatapan Rica tertegun ketika melihat sang pemilik sepeda motor yang berjalan mendekatinya.

"Yo!" sapa laki-laki itu dengan senyum datarnya. Ia mengenakan jaket hitam dan jins hitam, helm warna putih berada di genggaman lengannya.

"Kenapa?" mata Rica melihatnya dengan sinis.

"Kenapa jawabnya gitu sih?" tanya Tora heran. "Kan bagus kalo aku jemput kamu di kampus, 'kan? Jarang banget aku bisa kayak gini."

Rica menghela napas. Ya, dia memang bersyukur akhirnya Tora, pacarnya yang jadwal bersama band-nya sangat padat, bisa menemukan celah untuk menjemputnya. Tapi ada satu hal yang mengganjal perasaannya dari tadi, suatu rasa sakit di hatinya ketika melihat temannya mendapat hadiah cokelat dari pacarnya. "Kamu tau nggak hari ini hari apa?"

Tora menggeleng. "Nggak tuh."

Wajah Rica mengangguk. "Hari ini hari valentine."

"Terus?"

"Kamu ngga bawa apa gitu? Makanan ato minuman ato voucher gratis ke Jepang?"

Tora melipat kedua lengannya di depan dadanya. "Emangnya perlu, ya?"

Pertanyaan bodoh, gumam Rica dalam hati. "Ya perlulah. Temen aku aja dapet cokelat dari cowoknya, masa aku nggak dapet apa-apa dari cowokku sendiri."

"Waduh, aku nggak peduli sama yang begituan," ucap Tora seraya menggaruk kepalanya. Nada suaranya berubah menjadi sinis. Dia bukannya tidak menyukai valentine, tapi prinsipnya untuk hari khusus kasih sayang itu memang berbeda. Baginya hari valentine hanya hari biasa, kasih sayang seharusnya ditunjukkan setiap hari, bukan hanya sekali setahun. Tapi Rica, kekasihnya, sering sekali terpengaruh dengan kebahagiaan teman-temannya.

"Nggak ada niat buat dinner nanti malem?" Rica bertanya lagi. Sorot matanya seolah menginterogasi Tora.

"Nggak ada, aku harus ketemu sama Shou nanti malem," jawab Tora. Kebetulan Shou meminta ikut ketika Tora memutuskan untuk berlibur di Jakarta, tempat di mana Rica tinggal, tapi bukan berarti tugas mereka untuk menciptakan lagu untuk Alice Nine ikut libur juga.

Rica menghela napas lagi. Tora memang cuek, perhatiannya pada kekasihnya sendiri dipertaruhkan dengan perhatiannya pada gitar dan Alice Nine. Rica menatap nanar ke arah lantai, lalu menggigit bibir bawahnya.

"Eh? Rica?" Tora mengguncang-guncangkan tubuh Rica hingga dia tersadar. "Ayo pulang."

"Iya..." jawab Rica datar.

***

Jakarta bukanlah kota yang mudah sepi saat tengah malam tiba, justru saat itulah kehidupan mulai jelas terlihat. Selepas mendiskusikan masalah lagu baru di apartemen Shou, Shou dan Tora menuju ke bar yang letaknya di lantai dua apartemen. Kebetulan bar itu sedang sepi, meski klab mewah yang terletak di sampingnya terlihat banyak orang yang mengantri. 

Tora memesan segelas bir sementara Shou memesan segelas air putih demi menjaga kualitas suaranya. Mereka berdua duduk di depan meja bar yang panjang. Aroma bir bercampur dengan asap rokok yang baru saja disesapi Tora.

"Gimana kabar Rica?" tanya Shou, memulai pembicaraan mereka.

"Baik," jawab Tora, lalu ia teringat dengan kejadian tadi siang. Ia mendecakkan lidahnya. "Dia lagi ribut masalah valentine."
Shou menahan tawanya. "Valentine?"

"Iya, bodoh banget kan," tukas Tora jengah. "Gue nggak tahu apa yang ada di pikirannya, yang jelas gue nggak pernah ngerayain valentine."

Shou terdiam sebentar sambil menggoyang-goyangkan gelas kristal yang ada di genggamannya. Sejurus kemudian ia tersenyum, lalu menoleh ke arah Tora. "Mungkin letak masalahnya bukan pada valentine."

"Hah? Terus apa?" dahi Tora berkerut. 

Kemudian Shou membisikkan sesuatu ke telinga Tora, lalu tetap tersenyum setelahnya.

"Serius?" Tora terkejut dengan bisikan Shou. "Gue harus ngelakuin itu?"

"Iya, itu bukti keseriusan hubungan kalian berdua," jawab Shou santai.

Tora mengepalkan tangannya. Meski ia belum terlalu siap, Tora harus melakukan ini untuk membuktikan keseriusannya. Tapi ia ingin melakukannya dengan serius, ia ingin malam itu menjadi malam yang spesial untuk ia dan Rica.

Tanpa ragu Tora langsung menghabiskan segelas bir yang ada di hadapannya, lalu berkata pada Shou. "Oke, gue siap."

~~~

Apakah yang akan dilakukan Tora pada Rica? Tunggu kelanjutannya yah~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar