Place for me to write about Japanese rock music and my random (and sometimes weird) experiences.

Please leave comment and enjoy! ^__^


04/11/12

Remember The Rain

Hola~ ketemu lagi dengan Neurica yang punya semangat membara~

Pertama-tama ini bukan fanfiction ya, ini juga nggak ada hubungannya sama Remember The Rain-nya DELUHI. Gw cuma minjem judulnya doang karena judulnya mirip dengan situasi gw sekarang ini. Dan postingan ini cuma pemikiran gw aja, nggak ada hubungannya sama hal lain. Istilah yang gw pake nantinya juga istilah berdasarkan pendapat gw, hehehe~

Ya, sekarang lagi hujan dan postingan blog milik temen gw membuat gw berpikir sebentar (akhirnya gw bisa mikir juga, thank God~!). Dan gw mendapat dua kata dari pemikiran gw: obsesi dan pengkhiatan.



Menurut Kamus Besar Bahasa Neurica karangan Neurica sendiri, obsesi itu cukup melelahkan. Kalo nggak salah artinya menyukai atau mengagumi sesuatu sampai keterlaluan takarannya. Well, prinsip gw sih menyukai sesuatu ato seseorang boleh-boleh aja asal sistemnya kayak simbiosis mutualisme yang (kalo nggak salah) artinya adalah saling menguntungkan. Waktu muda dulu, gw bisa dibilang mengalami masa-masa obsesi dengan sesuatu. Misalnya, contoh paling nyata ya gw obsesi sama Twilight sampe-sampe gw mau hadiah ulang tahun gw adalah tiket ke Forks (iye, serius). Tapi tentu aja nggak dibolehin sama orang tua gw dan obsesi itu pun menghilang seiring rasa nggak suka gw sama si pemeran utama (maaf ya).

Nah, tuh kan. Obsesi. Perlahan-lahan bergerak hingga menuju puncak, tapi kemudian dilupakan. Menyedihkan, 'kan? Yang tersisa cuma kenangan dan pemikiran, "Gila, waktu itu gw nekad banget, ya."

Well, untuk sekarang, gw bingung dengan kondisi gw. Gw suka banget sama salah satu band, apalagi gw bisa dibilang terobsesi dengan salah satu personilnya. Gw nggak tahu alasannya, tapi menurut gw dia yang paling "stand out" dibanding yang lain. Dulu gw bela-belain ikutin beritanya, meski nggak sampe beli merchandisenya yang super mahal itu (karena gw juga nggak ada dana). Tapi kepergian salah satu temen gw bikin gw sadar, sebenarnya gw suka karena musiknya, penampilannya, ato skillnya? Sebenarnya dari awal ada sesuatu yang bikin gw nggak cocok sama band ini, tapi gw menutup mata dan hati karena rasa obsesi itu. Meski gw berkesempatan langsung ketemu sama personil band tersebut, nggak ada rasa excited seperti yang dulu gw rasain. Apa ini artinya gw mulai bosen?

Waktu dulu gw obsesi, gw cuma mau personil itu buat gw seorang. Egois kan? Tapi itulah gw. Gw berusaha menunjukkan kalo gw fans yang paling aptudet, dari A sampe Z. Tapi lama-kelamaan gw capek juga. Ada hal-hal lain yang harus gw urus, misalnya pendidikan gw, sesuatu yang nggak bisa gw tinggalin gitu aja ato anggep remeh. Gw cuma nggak mau pengorbanan beberapa orang di sekitar gw jadi sia-sia.

Apa gw pengkhianat?

Well, gw nggak ngerasa gitu. Meski gw nggak obsesi lagi, bukan berarti gw berbalik membenci dan meneror band itu kan? Gw mulai lebih jujur dalam hal musik mereka, kalo gw nggak suka ya gw bilang jujur. Itulah yang bikin gw mulai bersikap kritis. Gw juga mulai dengerin musik lain yang bisa bikin gw seneng, rasanya jadi lebih tau tentang berbagai hal mengenai musik (meski gw nggak bisa nyanyi dan cuma bisa sedikit memainkan beberapa alat musik). Pas konser mereka pun gw ngerasa enjoy banget karena bisa "menyerap" semangat dari musik mereka. Dan satu hal pasti yang bisa didapet: kebahagiaan. Meski cuma dari dengerin lagu, nonton PV mereka, dateng ke konser mereka, ato liat foto mereka, bukankah tiap kebahagiaan itu sama hasilnya?

Tidak obsesi bukan berarti membenci, cuma suka dan mengagumi.

Meski gw nggak seheboh dulu atau segila waktu itu, gw punya cara gw sendiri untuk menyukai band dan seorang personilnya. Dan inilah cara gw.








PS: Maaf kalo ada kata-kata yang menyinggung, ini murni pendapat gw doang dan gw menghargai pro-kontra dari itu. Oh, untuk Twilight, gw tetep nonton filmnya kok, bahkan ngikutin ceritanya. Nggak ada halangan meski nggak obsesi kan? ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar